Minggu, 23 November 2014

Inspirasi pagi di Dharmais



Udara pagi berhembus menyesapi relung hati, teriring menerpa wajah yang masuk melalui pintu kamar B3 yang kubuka pagi ini. Ayam berkokok bersahutan menandakan dimulainya aktivitas pagi hari yang biasa dijalani.
“Hmmmm.... sejuknya...” gumamku. Konon katanya kalau ada suara ayam berkokok itu menandakan adanya malaikat yang berkeliling di sekitarnya, sebab ayam hanya bisa mendeteksi sinar Ultraviolet (UV), dan malaikat adalah makhluk ghaib yang tercipta dari cahaya (UV). Wallahua’lam.
Senyuman lebar terukur ketika kubayangkan anugerah dan nikmatMu yang kini kuresapi. “Uhuk..Uhuk”, aku terbatuk. Betapa indah kesehatan jika telah mulai berkurang, karena kehujanan beberapa kali dalam perjalanan, daya tahan tubuh berkurang, psikologi yang sedikit tertekan, akhirnya flu menyerang. “Alhamdulillah”, semoga Allah mendengar pujian tulusku untukNya, disaksikan para malaikat yang ada di sekitarku. Sampaikanlah semua rasa ini.
          Kukitari seluruh pintu kamar, “Tok!Tok!Tok!, teh, ayo bangun, subuh!”. Dan karena adzan telah berkumandang, tandanya pemilik kita ingin bertemu dan bercengkerama. Tak berapa lama, rekan-rekan keluar dari kamar dengan wajah yang masih sembab karena kantuk yang masih menggelayut. “Ayo kita ke masjid!”, seruku.
          Selesai shalat, rutinitas mahasiswa PKU angkatan ke-8 adalah kultum, kali ini giliran teman sekamarku yang mendapat giliran untuk menyampaikan tausiyahnya untuk kita semua, Mimi, ia menyampaikan materi tentang muhasabah diri, menarik. “Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakaatuh”, Mimi mengawali tausiyah dengan salam dan suara khasnya yang agak serak-serak seksi (menurutku). Akhirnya setelah penantian selama dua minggu tertunda, ia berhasil juga menyampaikan materi yang telah disiapkannya. Kasihan dia, dua malam minggu berturut-turut selama dua pekan terakhir tidak tenang tidur di kamar Dharmais, karena gundah memikirkan kultumnya, aku dapat merasakan hal itu.
          Suasana lain di dalam masjid, semua memunculkan karakternya masing-masing. Ada yang sibuk dengan gadget-nya, ada yang diam-diam memejamkan mata mencoba untuk tidur lagi, ada yang hanya menjulurkan kakinya, tapi banyak juga yang tetap semangat menyimak aksi rekan-rekan kita di depan, yang tidak kalah menarik, ada ‘Pak Lurah’ kita yang selalu tak ketinggalan untuk mengabadikan gambar momen-momen lucu yang terjadi di tengah-tengah kami.
          Disadari atau tidak, semua yang terjadi selama kurang lebih 10 pekan di PKU –hal yang tidak pernah masuk daftar rencana peristiwa yang terpikirkan sebelumnya- adalah suatu jalan yang manis dan sangat berharga, dapat bersua dengan rekan-rekan dalam jalan dakwah merupakan hal yang sangat membahagiakan.Ini adalah sepotong episode kehidupan terbaik yang pernah kulalui.
          Teruntuk kalian, salam hangat dari jiwa yang mencoba istiqomah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar